Lirik “Satu Tetes Air Susu Mama” Ingatkan BTM Pada Ibunda Tercinta

Share it:
DR. Benhur Tommi Mano, MM
Jayapura, Dharapos.com 
Alunan suara merdu gadis cilik Ellen Aprilia Silooy melantunkan lagu khas Maluku berjudul “Satu Tetes Air Susu Mama” ternyata begitu berkesan dan menyentuh hati DR. Benhur Tommi Mano, MM.

Penggalan lirik "Biar dengan kain kabaya busue, mama tetap beta pung mama" mampu membawa orang nomor satu di ibu kota Provinsi Papua ini mengenang kembali kain kebaya milik almarhum ibunda tercinta.

Momen indah ini terjadi saat Walikota menghadiri acara pengukuhan pengurus Ikatan Keluarga Maluku (IKEMAL) kota Jayapura yang turut dihadiri Ketua IKEMAL Provinsi Papua Drs Elia I. Loupatty, MM, beserta tamu undangan dan warga IKEMAL yang memadati gedung Sian Soor kantor Walikota Jayapura, Sabtu (30/1).

Suara  indah putri dari Harry Silooy yang juga Wakil Ketua I IKEMAL kota Jayapura telah membuat pria yang akrab disapa BTM ini mengingat kembali sosok mama yang telah melahirkan dan membesarkan dirinya dengan "Satu Tetes Air Susu"

Pantauan media ini, Aprillia yang tampil mengenakan busana khas Ambon baju kain kebaya putih dan kain merah hingga mata kaki serta slop hak tinggi membuat tatapan mata BTM dan semua tamu undangan yang hadir tak beranjak dari sang penyanyi cilik tersebut.

"Kain kebaya itu mama tidak kasih cuci ke siapa-siapa. Kalau kotor mama sendiri yang cuci, dan pergi jemur. Mama juga jaga betul kain kebayanya bertahun-tahun," kisah BTM akan sosok almarhumah ibunda tercinta.

Memang tak bisa dipungkiri, karena begitu menghormati dan mengasihi orang tuanya, BTM kini merasakan benar betapa besar berkat Tuhan melimpah bagi dirinya. Namun sosok yang memimpin kota dengan hati yang tulus dan bijaksana ini mengaku jika dirinya belum bisa membalas “Air Susu” mamanya yang begitu ia sayangi.

BTM sepintas menceritakan salah satu kisah hidup sang ibunda tercinta saat terbaring di Rumah Sakit  Bhayangkara ketika dirinya masih bertugas sebagai camat di Nimbokran yang mana ketika itu terjadi penyerangan di Nimbokran oleh OPM.

Mendengar kejadian penyerangan lewat pemberitaan RRI, ibunda BTM langsung pingsan.

“Malam harinya saya diminta oleh keluarga besar untuk berusaha turun ke kota melihat mama di rumah sakit Bhayangkara. Dan saat tiba, saya melihat nyawa mama sepertinya sudah tidak bisa tertolong lagi bahkan kata dokter di rumah sakit mama sudah tidak ada harapan lagi,” tuturnya.

Dan saat itu pula, BTM yang berada di samping tempat tidur mamanya secara spontan menggendong mamanya sambil berdoa kepada Tuhan di telinga sang bunda "Tuhan nyatakan kuasa-Mu, sembuhkanlah mama saya".

Dengan iman dan keyakinan akan doanya, saat itu juga Tuhan menyatakan mukjizat-NYA.

“Dan saat itu juga mama saya sembuh dan besok paginya sudah keluar dari rumah sakit dan kembali ke rumah," tandasnya.

Ellen Aprilia Silooy
Kemudian, saat terpilih sebagai Walikota, sosok yang melahirkannya terbaring dengan infus di tangan.

“Saat itu saya bilang kepada dokter yang menangani mama saya "Sebelum saya dilantik tolong upayakan agar nafas buatan itu di pasang pada mama saya". Dan selesai proses pelantikan, saya meminta mama untuk tinggal bersama di rumah saya tetapi mama memilih untuk tetap tinggal di rumah gabah-gabah miliknya,” lanjutnya.

Diakui pria asli Port Numbay ini, rumah tersebut adalah tempat kelahirannya dan ibundanya lebih menyayangi rumah gabah-gabahnya ketimbang tinggal di rumah pribadi milik putra tercintanya.

“Memang sosok mama saya sangat sederhana dan lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah tempat tali pusar saya di potong di situ,” ujarnya.

Seusai pelantikan, BTM mendatangi mamanya yang masih dalam kondisi infus terpasang di tangan.

“Saya berada tepat disamping mama kemudian mama berdoa menggunakan bahasa Tobati dan memberkati saya,” ucapnya.

Satu minggu kemudian seusai pelantikan dan di hari yang bersamaan pula, Persipura akan dibubarkan.
Sementara di waktu yang sama pula, sosok pribadi yang melahirkan BTM tinggal menanti detik-detik akhir menghadap panggilan Tuhan. Dan jarak rumah masa kecilnya dan rumah pribadi hanya berkisar 25 meter.

Seluruh keluarga besar sudah berkumpul di rumah kakak kandungnya sementara seluruh tim Persipura berkumpul di kediaman BTM.

“Saat itu saya diperhadapkan pada dua pilihan apakah saya harus melangkah untuk menengok mama yang akan pergi untuk selamanya atau tetap bersama Persipura di rumah saya. Karena kalau saya memilih melangkah ke rumah mama dan membubarkan Persipura maka rumah saya akan di bakar ratusan massa yang sudah memadati kediaman bahkan di caci maki karena Persipura Jayapura di era itu tidak mempunyai sponsor pendukung sehingga tidak ada pilihan lain bahwa Persipura harus dibubarkan,” bebernya.

Namun dengan tulus dan bijaksana, BTM memutuskan untuk tetap bersama tim Persipura karena Persipura Jayapura adalah milik seluruh orang Papua tetapi dengan besar hati pula, ia menyerahkan mamanya dengan satu harapan sang ibunda tercinta diterima di sisi Tuhan.

Dan akhirnya satu minggu kemudian,  PT. Freeport menyatakan siap mendukung tim berjuluk “Mutiara Hitam” tersebut.

Saat bercerita sepintas kisah hidup bersama ibunda terkasih terlihat mata pria yang dikenal dekat dengan masyarakat kecil ini berkaca-kaca seakan masih berada di samping sosok yang telah bersusah payah dan berjerih lelah membesarkan dirinya dan seluruh saudaranya.

Dan kini sosok yang dikenal ramah dengan siapa saja telah membuat dirinya menjadi tokoh yang disenangi semua orang di negeri berjuluk Port Numbay ini dan juga bagi IKEMAL kota Jayapura.

(HAR)
Share it:

Kota Jayapura

Masukan Komentar Anda:

0 comments:

Olahraga