![]() |
Foto bersama usai Upacara Wisuda Periode III Tahun Akademik 2016/2017 |
Papua membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya cerdas dan pintar secara nasional tetapi juga mampu menembus level internasional.
Demikian pernyataan yang disampaikan Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Prof. Dr. (H.C.) Pdt. John A. Titaley, Th, saat memberikan sambutan pada Upacara Wisuda Periode III Tahun Akademik 2016/2017, yang berlangsung di Balairung Kampus (UKSW) Salatiga, Sabtu (18/3).
Wisuda tersebut juga dihadiri langsung Penjabat Wali Kota, Daniel Pahabol, S.Pd, MM.
Salah satu wisudawan yang juga putra asli Port Numbay, Rivelino Imanuel Merauje, Program Studi Hubungan Internasional berhasil memperoleh nilai skripsi A, dan nilai IPK 3,23 dengan lama studi hanya tiga setengah tahun.
Terhadap prestasi itu, Titaley menyampaikan rasa bangganya karena selama ini anak Papua yang dianggap pendidikannya kurang baik. Namun dengan hadirnya Rivelino, telah menjadi bukti bahwa putra-putri Papua juga bisa mempunyai IPK yang tinggi.
"Rivelino telah membuktikan bahwa dia menyelesaikan masa studi di bawah 4 tahun sama dengan mahasiswa-mahasiswa lain," pujinya.
Titaley menegaskan bahwa untuk meningkatkan sumber daya manusia di Papua bukan pada masalah manusianya tapi lebih kepada persoalan ketersediaan fasilitas.
Ia pun mengharapkan, jika Pemerintah Kota Jayapura berkenan maka para mahasiswa yang sudah mencapai nilai yang baik ini bisa dikuliahkan lanjut ke luar negeri.
"Akan ada empat lagi, yang diwisudakan bulan April atau Mei mendatang, agar tolong di perhatikan untuk belajar lebih jauh lagi, agar ada Sumber Daya Manusia (SDM) di Papua yang tinggi pendidikannya," dorongnya.
Lebih lanjut, Titaley menegaskan Papua membutuhkan SDM yang tidak hanya cerdas, dan pintar secara nasional.
"Apabila dibolehkan, kami (UKSW, red) akan usahakan untuk studi lanjut ke luar negeri seperti dengan membangun komunikasi ke Free Universitas yang tahun lalu kita kunjungi. Dan mereka bersedia menerima mahasiswa dengan pelatihan selama tiga bulan dan beasiswa juga sedang diusahakan oleh Free University dan UKSW," urainya.
Sementara itu, keberhasilan yang diraih Rivelino ini turut diapresiasi Penjabat Wali Kota Daniel Pahabol, S.Pd, MM.
“Rivelino menjadi contoh bagi anak-anak Port Numbay, yang mampu menempuh perkuliahannya hanya dalam waktu tiga setengah tahun dengan IPK tinggi dan ini sangat membanggakan,” ungkapnya.
Pahabol pun mendorong seluruh mahasiswa Port Numbay lainnya yang sedang menempuh pendidikan di Salatiga, melalui Program Khusus Putra-Putri Port Numbay (PKP3N) termasuk para siswa di Kota Jayapura untuk mencontohi apa yang telah dicapai Rivelino.
“Saya ingatkan agar kalian tidak menempuh kuliah dalam waktu yang lama 5-6 tahun, dan jika kuliahnya di tempuh sampai 6 tahun maka akan dikeluarkan dan dipulangkan ke Papua, karena jika kuliah dalam waktu lama maka tentu akan buang-buang anggaran yang dikucurkan Pemerintah," tegasnya.
Pemkot, lanjut Pahabol juga siap mendukung para mahasiswa berprestasi asal Port Numbay untuk melanjutkan studi ke luar negeri
"Kita upayahakan dia harus keluar (kuliah di luar negeri, red)," janjinya.
Pahabol tak lupa juga mengingatkan agar mahasiswa program PKP3N, untuk terus mengandalkan Tuhan dalam perkuliaannya, dengan tetap berpegang kepada kebenaran firman Tuhan dan juga nasihat orang tua.
"Saya mewakili pemerintah, dan juga orang tua , berharap kalian dapat menyelesaikan kuliah dengan baik, dan jangan anda bermain-main, karena kalian datang ke negeri orang hanya untuk menuntut ilmu, bukan untuk yang lain-lain," tukasnya.
Sementara itu, Revelino Imanuel Merauje, mahasiswa Port Numbay pertama yang berhasil lulus melalui
Program PKP3N, yang prakarsai oleh Wali Kota terdahulu, Dr. Benhur Tomi Mano, MM, menyampaikan rasa syukurnya kepada Tuhan dan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah yang sudah memberikan bantuan beasiswa.
"Saya menyampaikan terima kasih kepada Bapak Benhur Tomi Mano, sebagai perintis Program, PKP3N. Saya dan keluarga tidak bisa membalas apa-apam, tetapi biarlah Tuhan yang membalas segala kebaikan yang sudah kami terima," paparnya.
Tak lupa, Revelino juga menyampaikan terima kasih kepada Rektor dan juga Ketua Program Studi, yang telah menjadi bagian penting atas prestasi yang diraihnya.
Koordinator Mahasiswa/i, Port Numbay, UKSW Salatiga, Johan mengungkapkan, Pembantu Rektor IV Bidang Eksternal Internal telah melakukan kontak dengan Free University di Amsterdam Belanda.
Dan direncanakan pada Mei mendatang, Rivelino akan bertolak ke Amsterdam untuk belajar bahasa Inggris dan studi magang kerja selama setengah semester.
"Nantinya ke London, ada satu universitas di sana, untuk pendidikan S2, karena harus dipersiapkan dulu di
Belanda, lalu di kirim ke Skontlandia, Glasgow University untuk S2," ujarnya.
Johan menambahkan, selain Rivelino, sebanyak 4 mahasiswa lain dari Program PKP3N, yang akan diwisuda pada 21 juli mendatang.
“Dan juga pada 20 Oktober nanti ada lima mahasiswa yang akan menjalani wisuda, semua dari hasil program PKP3N angkatan pertama 2013,” tukasnya.
(HAR)
Masukan Komentar Anda:
0 comments: